Ketika Benda Mati dan Binatang Buas Berbicara - Risalah berita islam

Sunday, March 25, 2018

Ketika Benda Mati dan Binatang Buas Berbicara


Di antara tanda kiamat kecil (asyraatus saa’ah ash-shughra) adalah binatang buas bisa berbicara atau ngobrol dengan manusia. Demikian pula halnya dengan benda-benda mati. Mereka mengabarkan kepada manusia apa yang terjadi ketika seseorang pergi dari rumahnya. Sebagian anggota badan manusia pun bisa berbicara, semacam paha, yang mengabarkan kepada seseorang apa yang terjadi dengan istri atau anggota keluarganya. Ini adalah salah satu tanda kiamat kecil yang wajib kita imani.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu Ta’ala ‘anhu, beliau menceritakan bahwa seekor serigala datang ke penggembala kambing. Kemudian serigala tersebut mengambil salah satu kambing milik sang penggembala. Sang penggembala pun mengejarnya sampai berhasil menarik kembali kambing yang digigit serigala tadi.
Abu Hurairah melanjutkan, “Serigala tersebut kemudian naik ke atas bukit dan duduk dengan pantatnya dan memasukkan ekornya di antara kedua pahanya sampai bisa menempel perutnya. Serigala tersebut kemudian berkata,
عَمَدْتَ إِلَى رِزْقٍ رَزَقَنِيهِ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ انْتَزَعْتَهُ مِنِّي
‘Teganya dirimu mengambil rizki yang telah Allah Ta’ala karuniakan kepadaku, kemudian Engkau tarik lagi (kambing itu, pen.)’
Sang penggembala berkata,
تَالَلَّهِ إِنْ رَأَيْتُ كَالْيَوْمِ ذِئْبًا يَتَكَلَّمُ
‘Demi Allah! Tidaklah aku pernah melihat kejadian sebagaimana hari ini, aku melihat serigala bisa berbicara.’
Serigala tersebut menjawab,
أَعْجَبُ مِنْ هَذَا رَجُلٌ فِي النَّخَلَاتِ بَيْنَ الْحَرَّتَيْنِ، يُخْبِرُكُمْ بِمَا مَضَى وَبِمَا هُوَ كَائِنٌ بَعْدَكُمْ
‘Ada yang lebih mengherankan daripada ini, yaitu ada seorang laki-laki (yang dimaksud adalah Rasulullah, pen.) yang tinggal di daerah penuh dengan pohon kurma (yaitu kota Madinah, pen.) yang terletak di antara dua harroh (yaitu batas kota Madinah, pen.) dan dia bisa mengabarkan apa yang telah terjadi di masa silam dan apa yang akan terjadi setelah kalian.’
Perlu diketahui bahwa sang penggembala tersebut adalah seorang Yahudi. Sehingga dia pun datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan peristiwa yang dia alami. Nabi pun membenarkan (percaya) cerita sang penggembala tersebut, kemudian bersabda,
إِنَّهَا أَمَارَةٌ مِنْ أَمَارَاتٍ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ، قَدْ أَوْشَكَ الرَّجُلُ أَنْ يَخْرُجَ فَلَا يَرْجِعَ حَتَّى تُحَدِّثَهُ نَعْلَاهُ وَسَوْطُهُ مَا أَحْدَثَ أَهْلُهُ بَعْدَهُ
‘Sesungguhnya di antara tanda terjadinya kiamat adalah sebentar lagi seorang itu akan keluar dari rumah dan tidaklah dia kembali ke rumahnya sampai kedua sandal dan cambuknya menceritakan apa yang dilakukan oleh istri (keluarganya) setelah kepergiannya.’”
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad (15: 202-203, hadits nomor 8049). Syaikh Ahmad Muhammad Syakir mengatakan, “Sanadnya shahih.”
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu, beliau juga menceritakan kisah yang sama di atas, kemudian beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَدَقَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُكَلِّمَ السِّبَاعُ الْإِنْسَ، وَيُكَلِّمَ الرَّجُلَ عَذَبَةُ سَوْطِهِ، وَشِرَاكُ نَعْلِهِ، وَيُخْبِرَهُ فَخِذُهُ بِمَا أَحْدَثَ أَهْلُهُ بَعْدَهُ
“Benar apa yang dikatakan oleh si Yahudi ini. Demi Allah, Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kiamat tidak akan terjadi sampai binatang buas bisa berbicara dengan manusia dan ujung cambuk seseorang bisa bercerita kepada pemiliknya, demikian pula tali sandal seseorang, juga pahanya (bisa menceritakan) apa yang dilakukan istrinya setelah kepergiannya.”
Hadits di atas juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad (3: 83-84). Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata, “Sanad hadits ini shahih, para perawinya adalah perawi tsiqah, yaitu para perawi Muslim kecuali Al-Qasim. Dia ini tsiqah dengan sepakat ulama, dan dipakai riwayatnya oleh Muslim dalam muqaddimah (Shahih Muslim).” (Silsilah Al-Ahaadits Ash-Shahihah, 1/31)
Catatan Penting
Sebagian orang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan benda mati bisa berbiacara adalah apa yang kita jumpai berupa teknologi saat ini, semacam radio atau handphone, yang hakikatnya benda mati namun bisa mengeluarkan suara. Ini adalah anggapan yang tidak benar sebagaimana yang bisa dilihat dalam hadits riwayat Abu Sa’id Al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu di atas. Bahwa yang berbicara adalah tali sandal, cambuk, dan anggota badan seseorang (paha), yang sama sekali berbeda dengan radio dan handphone.
Diselesaikan menjelang maghrib, Rotterdam NL 27 Jumadil akhir 1439/ 17 Maret 2018
Penulis: Muhammad Saifudin Hakim
Comments


EmoticonEmoticon